“Pintar” sekali Kemenag Agama,Ditjen
Bimas Islam Machasin yang menganggap Ahmadiyyah yang menganggap Ghulam
Mirza Ahmad sebagai Nabi sama dengan Islam yang tidak mengakui Yesus
sebagai Tuhan. Jelas beda.
Islam tidak pernah mengaku sebagai Kristen. Islam adalah agama yang berbeda dengan Kristen karena ajarannya beda.
Ahmadiyyah, meski ajarannya beda dengan Islam, mengaku sebagai Islam. Padahal Nabi terakhirnya beda. Ini untuk mengelabui ummat Islam awam.
Islam tidak pernah mengaku sebagai Kristen. Islam adalah agama yang berbeda dengan Kristen karena ajarannya beda.
Ahmadiyyah, meski ajarannya beda dengan Islam, mengaku sebagai Islam. Padahal Nabi terakhirnya beda. Ini untuk mengelabui ummat Islam awam.
Kemenag Nilai Ahmadiyah Tidak Menodai Islam
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah Joko Widodo melalu Kementerian Agama (Kemenag) menjadikan kasus Ahmadiyah sebagai pertimbangan akan mencabut atau merevisi UU Penodaan Agama. Kemenag menilai Ahmadiyah tidak menodai Islam.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat
Islam (Ditjen Bimas Islam) Kementerian Agama, Machasin mengatakan dalam
UU no 1 tahun 1965 tentang Penodaan Agama, tidak jelas antara kelompok
sempalan dan orang yang menodai agama. Seperti misalnya, Ahmadiyah
menyebut adanya nabi setelah Nabi Muhammad, sehingga Ahmadiyah dianggap
menodai ajaran Islam.
Machasin menganggap umat Ahmadiyah bukan
bermaksud menodai Islam, tapi memang begitulah mereka meyakininya. “Dan
memakai keyakinan itu untuk mereka sendiri,” ungkapnya, Ahad (23/11).
Hal ini sama seperti agama Islam yang
meyakini Yesus seorang nabi bukan Tuhan. Sementara Kristen mengatakan
Yesus adalah tuhan. Hal tersebut tidak masuk kategori penodaan oleh
Islam karena hanya disampaikan untuk kalangan umat Islam sendiri.
“Kalaupun Kristen meyakini Yesus sebagai Tuhan, silakan saja karena itu
keyakinan mereka,” katanya.
Dengan pertimbangan-pertimbangan ini Kemenag saat ini sedang menyiapkan draft undang-undang untuk mengganti UU Penodaan Agama.
http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/14/11/23/nfh9rs-kemenag-nilai-ahmadiyah-tidak-menodai-islam
Dalil Nabi Muhammad Nabi Terakhir
Di bawah adalah dalil Nabi Muhammad Nabi dan Rasul terakhir dan tidak ada Nabi sesudahnya. Ini adalah dalil-dalil dari Al Qur’an dan Hadits yang mematahkan argumen kelompok Ahmadiyah yang menyatakan Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi.
Di bawah adalah dalil Nabi Muhammad Nabi dan Rasul terakhir dan tidak ada Nabi sesudahnya. Ini adalah dalil-dalil dari Al Qur’an dan Hadits yang mematahkan argumen kelompok Ahmadiyah yang menyatakan Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi.
Ketika disodorkan ayat: QS AL AHZAB 40: ”
Bukanlah Muhammad itu bapak salah seorang laki-laki di antara kamu
tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-nabi”. ada yang berargumen
bahwa Nabi Muhammad hanya Nabi terakhir. Bukan Rasul terakhir. Namun
hadits di bawah menunjukkan bahwa Nabi Muhammad bukan hanya Nabi
terakhir, tapi juga Rasul terakhir:
Rasulullah SAW menegaskan: “Rantai
Kerasulan dan Kenabian telah sampai pada akhirnya. Tidak akan ada lagi
rasul dan nabi sesudahku”. (Tirmidhi, Kitab-ur-Rouya, Bab
Zahab-un-Nubuwwa; Musnad Ahmad; Marwiyat-Anas bin Malik).
Date: Fri, 13 Dec 1996 15:36:34 MET
From: M. Nurhuda <mnurhuda@HRZ.Uni-Bielefeld.DE>
To: hikmah@isnet.org
To: hikmah@isnet.org
Assalamu’ alaikum Wr. Wb,
Inilah 17 dalil tak ada Nabi baru setelah Muhammad.
TAK ADA NABI BARU LAGI SETELAH RASULULLAH
—————————————–
1. QS AL AHZAB 40: ” Bukanlah Muhammad
itu bapak salah seorang laki-laki di antara kamu tetapi dia adalah
Rasulullah dan penutup Nabi-nabi”
2. Imam Muslim dan yang lainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Perumpamaan saya dan para Nabi sebelum saya seperti orang yang membangun satu bangunan lalu dia membaguskan dan membuat indah bangunan itu kecuali tempat batu yang ada di salah satu sudut. Kemudian orang-orang mengelilinginya dan mereka ta’juk lalu berkata: ‘kenapa kamu tidak taruh batu ini.?’ Nabi menjawab : Sayalah batu itu dan saya penutup Nabi-nabi”
“Perumpamaan saya dan para Nabi sebelum saya seperti orang yang membangun satu bangunan lalu dia membaguskan dan membuat indah bangunan itu kecuali tempat batu yang ada di salah satu sudut. Kemudian orang-orang mengelilinginya dan mereka ta’juk lalu berkata: ‘kenapa kamu tidak taruh batu ini.?’ Nabi menjawab : Sayalah batu itu dan saya penutup Nabi-nabi”
3. Imam Muslim juga meriwayatkan dari Jubair bin Mut’im RA bahwa Nabi SAW bersabda:
“Sesungguhnya saya mempunyai nama-nama, saya Muhammad, saya Ahmad, saya Al-Mahi, yang mana Allah menghapuskan kekafiran karena saya, saya Al-Hasyir yang mana manusia berkumpul di kaki saya, saya Al-Aqib yang tidak ada Nabi setelahnya”
“Sesungguhnya saya mempunyai nama-nama, saya Muhammad, saya Ahmad, saya Al-Mahi, yang mana Allah menghapuskan kekafiran karena saya, saya Al-Hasyir yang mana manusia berkumpul di kaki saya, saya Al-Aqib yang tidak ada Nabi setelahnya”
4. Abu Daud dan yang lain dalam hadist Thauban Al-Thawil, bersabda Nabi Muhammad SAW:
“Akan ada pada umatku 30 pendusta semuanya mengaku nabi, dan saya penutup para Nabi dan tidak ada nabi setelahku”
“Akan ada pada umatku 30 pendusta semuanya mengaku nabi, dan saya penutup para Nabi dan tidak ada nabi setelahku”
5. Khutbah terakhir Rasulullah …
” …Wahai manusia, tidak ada nabi atau rasul yang akan datang sesudahku dan tidak ada agama baru yang akan lahir.Karena itu, wahai manusia, berpikirlah dengan baik dan pahamilah kata-kata yang kusampaikan kepadamu. Aku tinggalkan dua hal: Al Quran dan Sunnah, contoh-contoh dariku; dan jika kamu ikuti keduanya kamu tidak akan pernah tersesat …”
” …Wahai manusia, tidak ada nabi atau rasul yang akan datang sesudahku dan tidak ada agama baru yang akan lahir.Karena itu, wahai manusia, berpikirlah dengan baik dan pahamilah kata-kata yang kusampaikan kepadamu. Aku tinggalkan dua hal: Al Quran dan Sunnah, contoh-contoh dariku; dan jika kamu ikuti keduanya kamu tidak akan pernah tersesat …”
6. Rasulullah SAW menjelaskan: “Suku
Israel dipimpim oleh Nabi-nabi. Jika seorang Nabi meninggal dunia,
seorang nabi lain meneruskannya. Tetapi tidak ada nabi yang akan datang
sesudahku; hanya para kalifah yang akan menjadi penerusku (Bukhari,
Kitab-ul-Manaqib).
7. Rasulullah SAW menegaskan: “Posisiku
dalam hubungan dengan nabi-nabi yang datang sebelumku dapat dijelaskan
dengan contoh berikut: Seorang laki-laki mendirikan sebuah bangunan dan
menghiasinya dengan keindahan yang agung, tetapi dia menyisakan sebuah
lubang di sudut untuk tempat sebuah batu yang belum dipasang.
Orang-orang melihat sekeliling bangunan tersebut dan mengagumi
keindahannya, tetapi bertanya-tanya, kenapa ada sebuah batu yang hilang
dari lubang tersebut? Aku seperti batu yang hilang itu dan aku adalah
yang terakhir dalam jajaran Nabi-nabi”. (Bukhari, Kitab-ul-Manaqib).
8. Rasulullah SAW menyatakan: “Allah
telah memberkati aku dengan enam macam kebaikan yang tidak dinikmati
Nabi-nabi terdahulu: – Aku dikaruniai keahlian berbicara yang efektif
dan sempurna. – Aku diberi kemenangan karena musuh gentar menghadapiku –
Harta rampasan perang dihalalkan bagiku. -Seluruh bumi telah dijadikan
tempatku beribadah dan juga telah menjadi alat pensuci bagiku. Dengan
kata lain, dalam agamaku, melakukan shalat tidak harus di suatu tempat
ibadah tertentu. Shalat dapat dilakukan di manapun di atas bumi. Dan
jika air tidak tersedia, ummatku diizinkan untuk berwudhu dengan tanah
(Tayammum) dan membersihkan dirinya dengan tanah jika air untuk mandi
langka. – Aku diutus Allah untuk menyampaikan pesan suciNYA bagi seluruh
dunia. – Dan jajaran Kenabian telah mencapai akhirnya padaku (Riwayat
Muslim, Tirmidhi, Ibnu Majah)
9. Rasulullah SAW menegaskan: “Rantai
Kerasulan dan Kenabian telah sampai pada akhirnya. Tidak akan ada lagi
rasul dan nabi sesudahku”. (Tirmidhi, Kitab-ur-Rouya, Bab
Zahab-un-Nubuwwa; Musnad Ahmad; Marwiyat-Anas bin Malik).
10. Rasulullah SAW menjelaskan: ‘Saya
Muhammad, Saya Ahmad, Saya Pembersih dan kekafiran harus dihapuskan
melalui aku; Saya Pengumpul, Manusia harus berkumpul pada hari kiamat
yang datang sesudahku. (Dengan kata lain, Kiamat adalah satu-satunya
yang akan datang sesudahku); dan saya adalah Yang Terakhir dalam arti
tidak ada nabi yang datang sesudahku”. (Bukhari dan Muslim,
Kitab-ul-Fada’il, Bab Asmaun-Nabi; Tirmidhi, Kitab-ul-Adab, Bab
Asma-un-Nabi; Muatta’, Kitab-u-Asma-in-Nabi; Al-Mustadrak Hakim,
Kitab-ut-Tarikh, Bab Asma-un-Nabi).
11. Rasulullah SAW menjelaskan: “Allah
yang Maha Kuasa tidak mengirim seorang Nabi pun ke dunia ini yang tidak
memperingatkan ummatnya tentang kemunculan Dajjal (Anti-Kristus, tetapi
Dajjal tidak muncul dalam masa mereka). Aku yang terakhir dalam jajaran
Nabi-Nabi dan kalian ummat terakhir yang beriman. Tidak diragukan, suatu
saat, Dajjal akan datang dari antara kamu”. (Ibnu Majah, Kitabul Fitan,
Bab Dajjal).
12. Abdur Rahman bin Jubair melaporkan:
“Saya mendengar Abdullah bin ‘Amr ibn-’As menceritakan bahwa suatu hari
Rasulullah SAW keluar dari rumahnya dan bergabung dengan mereka.
Tindak-tanduknya memberi kesan seolah-olah beliau akan meninggalkan
kita. Beliau berkata: “Aku Muhammad, Nabi Allah yang buta huruf”, dan
mengulangi pernyataan itu tiga kali. Lalu beliau menegaskan: “Tidak ada
lagi Nabi sesudahku”. (Musnad Ahmad, Marwiyat ‘Abdullah bin ‘Amr
ibn-’As).
13. Rasulullah SAW berkata: ” Allah tidak
akan mengutus Nabi sesudahku, tetapi hanya Mubashirat”. Dikatakan, apa
yang dimaksud dengan al-Mubashirat. Beliau berkata: Visi yang baik atau
visi yang suci”. (Musnad Ahmad, marwiyat Abu Tufail, Nasa’i, Abu Dawud).
(Dengan kata lain tidak ada kemungkinan turunnya wahyu Allah di masa
yang akan datang. Paling tinggi, jika seseorang mendapat inspirasi dari
Allah, dia akan menerimanya dalam bentuk mimpi yang suci).
14. Rasulullah SAW berkata: “Jika benar
seorang Nabi akan datang sesudahku, orang itu tentunya Umar bin
Khattab”. (Tirmidhi, Kitab-ul-Manaqib).
15. Rasulullah SAW berkata kepada ‘Ali,
“Hubunganmu denganku ialah seperti hubungan Harun dengan Musa. Tetapi
tidak ada Nabi yang akan datang sesudahku”. (Bukhari dan Muslim, Kitab
Fada’il as-Sahaba).
16. Rasulullah SAW menjelaskan: “Di
antara suku Israel sebelum kamu, benar-benar ada orang-orang yang
berkomunikasi dengan Tuhan, meskipun mereka bukanlah NabiNYA. Jika ada
satu orang di antara ummatku yang akan berkomunikasi dengan Allah,
orangnya tidak lain daripada Umar. (Bukhari, Kitab-ul-Manaqib)
17. Rasulullah SAW berkata: “Tidak ada
Nabi yang akan datang sesudahku dan karena itu, tidak akan ada ummat
lain pengikut nabi baru apapun”. (Baihaqi, Kitab-ul-Rouya; Tabrani)
Wassalam
M. Nurhuda
Silahkan baca juga:
Fatwa MUI Ahmadiyah Sesat
Fatwa Liga Muslim Dunia – Ahmadiyah Sesat
Dalil Nabi Muhammad Nabi Terakhir
http://mediaislamraya.blogspot.com/2007/09/dalil-nabi-muhammad-nabi-terakhir.htmlsumber di sini
0 komentar:
Posting Komentar