Seperti biasa, pukul 06.30 bel berbunyi “kringg” semuanya
kembali ke kelas dan memulai pelajaran. Pelajaran pertama adalah
matematika. Menurut ku itu pelajaran, yang paling bete dan membosankan.
Tapi aku tetap memperhatikannya.
Hari ini aku duduk paling belakang. Di depan aku melihat 2 cewek yang
bisa dibilang salah satunya temanku, namanya chika, dia sahabatku dari
sekolah dasar. Memang dulu kita sepakat 1 sekolah, dan tadinya aku tidak
mau, karena dia memaksa ku, beginilah jadinya, persahabatan kami hancur
karena teman barunya, milan. Aku kecewa padannya.
Aku menagis kalau mengigat masa lalu ku sama chika. Apabila aku rindu
chika aku selalu membuka album foto kita berdua, rasannya perih sekali.
Aku juga ingat waktu pertama kali kita berdua bertemu. Waktu itu di
kelas 5, aku anak baru di sekolah itu, tepatnya aku duduk di samping
chika.
“hai, kamu anak baru yah, kenalin aku chika” dia memperkenalkan dirinya duluan sambil megulur tangannya,
“hai juga, iya aku anak baru di sekolah ini, nama aku tika”. Tak perlu
cukup waktu yang lama kita saling mengenal sesama, chika tau rumahku dan
aku tau rumahnya chika.
Entah mengapa, dia melupakanku, mungkin dia sudah bosan dengan ku.
Aku hanya bisa melihatnya dari jauh bersama temannya. Kadang-kadang aku
sedih apabila aku mengigatnya kembali, tapi aku tahan, walupun
kadang-kadang dadaku menjadi sakit. Itu memang penyakitku dari dulu,
apabila aku ingin menagis, aku tahan, dadaku menjadi sakit.
Setiap hari aku selalu membawa bekal dari rumah. Setiap aku sedang
makan mereka berdua ke kantin aku sedikit cemburu, melihat mereka,
selalu ketawa bareng sambil pegangan tangan. Sepertinya aku ingin marah,
tapi ku tahan.
Sebentar lagi uts kenaikan kelas, dan sebentar lagi aku meningalkan
sekolah ini. Papaku dioper pekerjaannya di luar negeri, tepatnya di
singapura. Aku ingin menelphone chika, tapi aku tunda, mungkin belum
waktunya aku bilang ke dia.
Seminggu uts pun berakhir, sebentar lagi aku kelas 8 smp. Beberapa
hari kemudian aku menerima rapotku, aku mendapatkan ranking 3, ranking 1
dan 2 yaitu sahabatku dan teman barunya, aku senang mereka tetap
menempati peringkatnya. Besok aku sudah tidak ada di indonesia, aku akan
meningalkan kenagan-kenagan yang paling indah.
Sepulang dari rumah, aku langsung mengambil handphone ku di dalam
tas. Aku mencoba 3 kali menelphone chika tapi tidak diangkat, aku coba
smsnya
“hai, sahabat lamaku, ini aku tika, apakah kamu masih ingat, besok
aku tidak ada lagi di indonesia aku ikut papa ku ke luar negeri, sampai
masa waktu kerjanya habis. Aku akan pergi ke singapura. Akhirnya aku
bisa juga keluar negeri, aku banyak terimakasih sama kamu chik, kamu
udah ajarin aku jadi sahabat ya sabar, pegertian, setia, tapi, kenapa
kamu gak melakukan itu seperti apa yang kamu bilang. Aku janji, aku
selalu inget kamu, oh iya aku lupa, selamat yah kamu bisa menempati
ranking pertama lagi, selamat. Kalo kamu mau curhat, mention aku aja,
mm.. Tapi kalo kamu masih inget aku sahabat kamu yah! Kalo gak mau sih
gak papa, tapi aku akan selalu kasih kabar aku kok disini. Jangan
khawatir, aku gak jauh dari hati mu chik, aku berangkat ke bandara pukul
10.00. Aku gak harapin kamu dateng kok, aku juga gak berharap kamu baca
sms ini. Makasih ya chika. Kamu tetap jadi sahabat pertama ku.
Selamanya.”
Sehabis ku menulis pesan itu air mataku menetes dengan banyak. Tapi,
aku udah tenang, kasih kabar ke chika. Tak beberapa kemudian chika bales
sms dari ku.
“hai juga tika, makasih juga tik. Tapi tik, aku tetap inget kamu kok,
maafin aku yah, kalo aku jahat, egois, dan gak nepati janji ku, aku
tetap sayang sama kamu, tapi pliss kamu jangan tingalin aku, aku bakal
temenin kamu tika, maaf, maaf tik!”
Sehabis aku baca balesan sms chika, aku gak sempet jawabnya karena kau harus siap-siap untuk besok pagi.
Tepatnya, pukul 08. 35 aku mulai berangkat ke bandra seokarno hatta,
sesampai di sana aku menunggu pesawat. Tiba-tiba chika lari sambil
memangil namaku “tika tika tika, tunggu, aku minta maaf” dia bilang
sambil meneteskan air matannya. “iya aku maafin kamu kok, makasih ya
udah dateng jauh jauh kesini unk ketemu aku, walaupun kita jauh kita gak
boleh saling lupa oke” kubilang sambil memeluknya dengan erat sambil
menetaskan air mata ku.
Pesawat pun datang, chicka menamaniku sampai tempat pengantaran,
bukan sampai disitu saja persahabatan kita, setiap hari, chicka selalu
mengambil foto keadaan sekolah dan mengirimnya lewat email, begitu juga
dengan aku, aku foto keadaan ku sekarang dan ku berikan kepada chicka.
Jadi, mulai sekarang aku mengerti, sahabat yang kita sayang, memilih
sahabat lain, bukan maksud ia akan menjahui kita. Sahabat yang benar itu
sahabat yang mengerti satu sama lain.
Cerpen Karangan: Rani Syah Putri
sumber di sini
0 komentar:
Posting Komentar